DOAPARAWALI.or.id - Dahulu terkenal seorang jenderal yang sangat dihormati, yaitu Khalid bin Walid. Jenderal Khalid bin Walid dikenal sebagai seorang pemimpin militer yang luar biasa. Ia memiliki rekam jejak yang mengesankan karena tidak pernah mengalami kekalahan dalam peperangan sepanjang hidupnya. Perang Uhud adalah salah satu lembar sejarah kehebatannya. Nabi Muhammad SAW dan pasukannya nyaris mengalami kekalahan. Pada saat itu, Khalid bin Walid belum menjadi seorang Muslim. Pasukan Muslim diperintahkan oleh Nabi SAW untuk tetap berada di puncak Jabal Rumat dan tidak turun untuk alasan apapun. Namun, beberapa dari mereka melanggar perintah tersebut dan memutuskan untuk turun karena tergiur oleh kemilau harta rampasan perang yang ditinggal tak bertuan. Akibatnya, mereka dihujam serangan balasan yang hebat dari pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid.
Ya, seumur hidupnya, dari sebelum masuk
Islam hingga menjadi sahabat Nabi SAW dan diangkat sebagai panglima besar
pasukan muslimin, tidak sekalipun dia kalah dalam pertempuran.
Ketika Nabi Muhammad SAW meninggal dunia
dan digantikan oleh Abu Bakar, dan kemudian Abu Bakar digantikan oleh Umar bin
Khattab, terjadi peristiwa yang sangat penting dan terkenal dalam sejarah
Islam, yaitu penaklukan Palestina. Palestina adalah kota yang dianggap suci
karena banyak nabi lahir, meninggal, dan dimakamkan di sana. Selain itu, kota
ini juga menjadi saksi perjalanan isra' mi'raj Nabi Muhammad SAW. Pada saat
itu, Palestina dikuasai oleh pasukan Romawi yang dianggap kuat di seluruh
dunia. Pasukan ini dipimpin oleh Jenderal George dengan raja mereka, King
Heraklius.
Ada satu catatan penting yang terjadi dalam
persiapan kaum muslimin untuk menaklukkan Palestina saat itu. Pasukan Muslim
terkejut dengan langkah-langkah dan strategi yang diambil oleh Amirul Mukminin
tersebut. Tidak ada angin ataupun hujan, Umar tiba-tiba saja mengganti Jenderal
Khalid. Dia diberhentikan dari posisinya sebagai panglima perang dan digantikan
oleh Abu Ubaidah bin Jarrah yang notabene prajurit biasa.
Strategi ini membuat gempar pasukan
muslimin. Karena semua orang mengetahui dan respek terhadap prestasi gemilang
Jenderal Khalid selama ini dalam memimpin pasukan tempur kaum muslimin. Dan terlebih
lagi, mereka mengetahui bahwa prestasi tersebut tidak sebanding dengan apa yang
telah dicapai oleh Abu Ubaidah dalam medan pertempuran selama ini. Apalagi yang
akan dihadapi sekarang adalah pasukan besar dan hebat Romawi yang telah
terkenal seantero jagad. ‘Bisik-bisik tetangga’ semakin nyaring terdengar di kalangan
pasukan muslim bahkan sampai ada yang berprasangka bahwa Umar bin Khattab sentiment
dan iri terhadap Jenderal Khalid.
Akhirnya, sampai juga gosip tersebut ke
telinga Umar bin Khattab. Lalu dikumpulkanlah seluruh masyarakat di hadapan
Umar sang Khalifah. Umar bin Khattab pun berkata, “Wahai kaum muslimin,
dengarkanlah… ini Umar bin Khattab ingin bicara”, teriak umar yang tampil
seperti biasanya dengan karakter yang kuat dan keras di tengah seluruh prajurit.
Dia melanjutkan, “Ini Umar bin Khattab, sahabat Rasulullah SAW. Ini Khalid bin
Walid, sahabat Rasulullah SAW. Khalid bin Walid juga adalah sahabat Umar bin
Khattab. Ketahuilah… tidak ada sedikit pun kebencian dalam hati ini terhadap
Khalid bin Walid. Adapun keputusanku mengganti jenderal hebat bernama Khalid
bin Walid ini dengan bawahannya seorang prajurit bernama Abu Ubaidah bin Jarrah
adalah dengan satu alasan… bagaimana kita bisa menang melawan pasukan Romawi
dan merebut kembali Kota Palestina, jika yang ada di kepala kalian semua adalah
anggapan ‘dimana ada Jenderal Khalid, disitu ada kemenangan’. Itu adalah syirik…!”.
Menggelegar suara umar menghantam setiap pintu hati prajurit muslim yang
berkumpul pada saat itu. Lalu kemudian tak lupa Umar membacakan ayat:
“Tidak
akan pernah ada penolong bagi orang yang syirik”
“Ingatlah wahai kaum muslimin,” sambung umar, “Kemenangan
datangnya dari Allah. Kita menang karena rahmat Allah. Aku ganti Khalid dengan
Abu Ubaidah karena aku khawatir Allah SWT tidak memberikan kemenangan kepada
kalian dengan adanya kesyirikan itu”.
Demikianlah, betapa agung kebijaksanaan dan
jelinya ketaqwaan Umar bin Khattab terhadap segala hal.
Singkat kata, terjadilah prosesi serah
terima jabatan dari Khalid bin Walid kepada Abu Ubaidah bin Jarrah. Namun Umar tak
lupa berpesan kepada Khalid untuk tetap ikut berperang dan mentaati segala
perintah panglimanya walaupun dulu dia pernah menjabat sebagai panglima.
Di saat inilah ujian dijalani oleh seorang
mantan panglima perang, Jenderal Besar Khalid bin Walid. Orang-orang banyak
yang mengusik dan menggodanya secara provokatif. Namun dengan tegas dijawab
oleh Khalid, “Seharusnya kalian tidak memprovokasi aku. Justru kalian mestinya
bersyukur bisa dengan mudah bertemu aku sekarang. Jika saja aku masih menjabat,
kalian pasti susah untuk bertemu dan berbincang-bincang denganku”. Demikian
sindiran Khalid kepada para provokator itu. “Jika kalian bijak”, sambung
Khalid, “Seharusnya kalian tanyakan kepadaku apa yang rahasianya sehingga tak
seorangpun mampu menandingi prestasiku di medan tempur yang tidak pernah sekalipun
kalah. Bukannya malah memprovokasi aku seperti ini”, sindir Khalid. Akhirnya
merekapun sadar dan bertanya apa rahasianya sehingga Khalid selalu menang tanpa
terkalahkan di medan tempur.
Khalid berkata,”Aku dititipkan kemenangan
oleh Allah SWT karena aku berpegang teguh dengan perkataan Nabi SAW. Beliau
bersabda: permisalan diri orang yang berzikir kepada Allah dengan orang yang
tidak berzikir adalah bagaikan orang hidup dengan mayit’. Ketahuilah wahai
sahabat-sahabatku, wahai pasukan tempur Umar bin Khattab, kita selalu berperang
dalam jumlah yang lebih sedikit dari lawan dan jumlah kita akan selalu lebih
sedikit. Sedangkan jumlah musuh yang kita hadapi dari dulu hingga sekarang
selalu lebih besar dan banyak dan selamanya akan selalu lebih besar dan banyak.
Tapi walaupun demikian, kita orang muslim selalu berzikir dan musuh kita adalah
orang kafir yang, demi Allah, tidak pernah berzikir. Saya selalu serukan kepada
tentara-tentaraku ‘hancurkan mayit-mayit itu…! kita hidup dan mereka mayit…!
jangan pernah sekalipun bersandar kepada mayit…!”.
Posting Komentar untuk "KENAPA KHALID BIN WALID TAK PERNAH KALAH DALAM PERANG? | Sofiandi"