Membentang Permadani Kemanusiaan: Merangkul Keberagaman dengan Hati yang Terbuka

 


ALENIAsatu - Di dunia di mana budaya saling bersinggungan, batas-batas menjadi kabur, dan masyarakat semakin saling terhubung dari hari ke hari, maka merangkul keragaman adalah sebuah harga yang mahal. Setiap manusia adalah benang unik dalam permadani kemanusiaan, yang berkontribusi pada mosaik yang kaya dan semarak dalam mendefinisikan komunitas global kita. Dengan menghormati dan merayakan perbedaan, sejatinya kita memupuk rasa inklusivitas, persatuan, dan saling pengertian.

Kirimkan tulisan anda ke ALENIAsatu melalui email redaksi kami redaksialeniasatu@gmail.com dengan menyertakan riwayat hidup singkat berfoto dan nomor telepon yang bisa dihubungi. ALENIAsatu terbuka untuk umum.

Socrates pernah berkata, "Kehidupan yang tidak dievaluasi tidak layak untuk dijalani." Kata-katanya mengajak kita untuk melakukan introspeksi dan menyadari bahwa pengalaman individu kita dibentuk oleh beragam perspektif yang lahir di sekitar kita. Dari sinilah seseoarng dapat menumbuhkan empati dan memperluas pemahaman tentang orang lain serta menghargai lensa unik yang mereka gunakan untuk melihat dunia.

Lao Tzu, filsuf Tiongkok yang terhormat itu sangat percaya pada harmoni dari sebuah perbedaan. "Orang bijak pasti memahami makna Yin dan Yang. Mereka melihat bagaimana kontradiksi dalam hidup justru saling melengkapi satu sama lain”, katanya. Layaknya cahaya membutuhkan kegelapan untuk dapat dipahami, perbedaan kita menciptakan keseluruhan yang harmonis. Merangkul keragaman memungkinkan kita untuk menyadari bahwa perbedaan bukanlah memecah belah melainkan elemen-elemen yang vital dalam simfoni besar kehidupan. 

Betapa seorang Voltaire dengan teguh memperjuangkan toleransi intelektual dan kebebasan untuk mengekspresikan beragam sudut pandang. Sangat terkenal ungkapannya, "Saya tidak setuju dengan apa yang Anda katakan, tetapi saya akan membela sampai mati hak Anda untuk mengatakannya." Wawasan yang mendalam ini mengingatkan kita bahwa dengan menerima dan menghormati perspektif yang beragam, kita menciptakan lingkungan di mana ide-ide dapat berkembang, mendorong kemajuan dan tentu saja indah penuh warna.

Menghargai dan merayakan keragaman bukan hanya sebuah keharusan moral, tetapi juga merupakan pilar fundamental dari kemajuan manusia. Ketika kita menenun permadani kemanusiaan, setiap benang memiliki cerita yang unik, perspektif yang berbeda, dan kontribusi yang berharga. Dengan merangkul keragaman, kita menciptakan dunia di mana individu dan  budaya dapat berkembang beriringan, dan masyarakat dapat tumbuh secara harmonis. Inilah yang maksud oleh Maya Angelou, "Dalam keragaman terdapat keindahan dan kekuatan."

Saat kita menavigasi dunia yang kompleks dan saling terhubung saat ini, marilah kita ingat bahwa persamaan kita jauh lebih besar daripada perbedaan kita. Kemanusiaan kita yang sama mengikat kita bersama, melampaui batas-batas dan budaya. Dengan menghormati keragaman keberadaan manusia, kita membina komunitas global yang berakar pada kasih sayang, empati, dan saling menghormati.

Jadi, marilah kita memulai perjalanan refleksi diri, toleransi intelektual, dan persatuan. Mari kita rayakan warisan kemanusiaan ini dan rangkul perbedaan yang menjadikan kita manusia yang beradab. Dengan demikian, kita berkontribusi pada penciptaan masyarakat di mana keragaman tidak hanya diakui tetapi juga dirayakan, dan di mana setiap individu merasa dihargai dan dihormati atas kontribusi unik mereka sendiri.

Nikmati keberagaman itu, bentang permaidani  kehidupan dengan penuh hati, rangkul mereka yang masih berbeda dengan cinta, welas asih, dan penerimaan. "Tidak ada seorang pun yang terlahir dengan membenci orang lain karena warna kulit, latar belakang, atau agamanya. Orang harus belajar untuk membenci, dan jika mereka bisa belajar untuk membenci, mereka bisa diajari untuk mencintai." – Nelson Mandela. (*)

Illustrasi: Hippopx.com


Penulis:  

Dr. Sofiandi, Lc., M.H.I.

Research Fellow di Fath Institute for Islamic Research Jakarta, IRDAK Institute of Singapore, Asia-Pacific Journal on Religion and Society, Institute for Southeast Asian Islamic Studies, Islamic Linkage for Southeast Asia, Dosen IAI Arrisalah, Anggota Dewan Masjid Indonesia, Ketua Dewan Pembina Badan Koordinasi Muballigh Indonesia Prov. Kepri, Anggota ICMI Prov. Kepri, Pemimpin Redaksi ACADEMICS TV, Direktur Swara Akademika Indonesia Foundation. Pembina Ikatan Wartawan Online Indonesia Prov. Kepri.

*) ALENIAsatu terbuka untuk umum. SIlahkan kirim tulisan anda dengan menyertakan riwayat hidup singkat berfoto dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Namun tulisan sepenuhnya menjadi tanggug jawab penulis dan tidak menjadi tanggung jawab redaksi ALENIAsatu. Naskah tulisan bisa dikirim ke email redaksialeniasatu@gmail.com atau ke +62 896-4778-5168 / +62 823-8578-2636 (WA only). Apabila tulisan tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi ALENIAsatu maka redaksi berhak untuk tidak menayangkannya.

Posting Komentar untuk "Membentang Permadani Kemanusiaan: Merangkul Keberagaman dengan Hati yang Terbuka"